Rabu, 27 Oktober 2010

Menyoal Pembangunan Mal Pasar Dinoyo dan Belimbing


“Yang kecil semakin lapar yang besar semakin kenyang”. Sebuah analogi dari bangsa yang semakin hari semakin hilang akan rasa kemanusiaan. Seperti halnya di Pasar dinoyo, Malang, Jawa Timur, yang dibangun pada tahun 1982 kini tinggal menunggu hari akan di bangun sebuah mall. Catatan Surya, pembangunan Dinoyo yang bakal dilengkapi dengan mal, dan Pasar Blimbing yang dilengkapi dengan mal dan apartemen akan dimulai Desember 2010 dan dijadwalkan tuntas Desember 2012 (kompas.com). sekedar mereview hasil “ketok Pallu” para wakil rakyat dimalang. Apakah seperti ini peran dari wakil rakyat yang selalu mengembar-gemborkan akan kesejehteraan rakyatnya. Seharusnya berberpa faktor yang harus dipertimbangan oleh wakil-wakil Rakyat, yaitu faktor kelayakan Infrastruktur Jalan dan faktor masyarakat Kecil yang notabene mengais rezeki di pasar Dinoyo seperti tukang Dokar, Penjual sayur dsb.
Menyinggung kearah kelayakan infrastruktur jalan seperti apa yang telah dilansir Malang Post bahwaPemaparan investor Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo belum menjawab tanda tanya warga soal pengaturan arus lalu lintas.
Padahal selain pedagang, warga sekitar kedua pasar yang diundang dalam pemaparan konsep pembangunan pasar, Kamis (12/8) lalu ingin mengetahui pengaturan lalu lintas. Dalam pemaparan itu, hanya investor Pasar Dinoyo, PT Citra Gading Asritama saja yang memaparkan  tentang pengelolaan dampak lingkungan. Itu pun melalui Direktur Properti dan Pengembangan Bisnis PT Citra Gading Asritama, Heri Mursid Broto Sejati ST hanya menjelaskan soal penanganan limbah dan jalan di tengah pasar. Selain itu warga setempat juga menyatakan bahwa kemacetan yang sering terjadi di depan pasar Dinoyo dan Belimbing sangat parah apalagi ditambah dengan dibangunnya Mall. Di lain sisi Achmad Khusaini, dengan adanya Mall nanti banyak pedagang pasar seperti pedagang sayuran tidak bisa berjualan secara rutin, karena tidak mungkin berjualan di Mall. “Tidak hanya itu, dokar yang biasa ada di depan pasar dinoyo juga tidak akan boleh beroperasi karena ada Mall,” ungkap Achmad Khusaini. Carut-marutnya potret bangsa ini semakin menambah panjang daftarnya, dimana sebuah rakyat kecil bukan berarti apa-apa lagi sekarang ini khususnya bagi pedagang pasar Dinoyo dan Belimbing.

2 komentar:

  1. Sebagai warga dinoyo...saya tdk setuju klo pasar dinoyo yg legendaris ini diganti sama MALL..please deh..ngk usah nambah2in penggawean...urusin dl orang2 klaparan dan minim pendidikan...

    BalasHapus
  2. saya sependapat sama anda mas...seharusnya pemkot kotamalang lebih jelli dalam memperhatikan kaum kecil

    BalasHapus